Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti. Yang patah tetap bisa tumbuh, Yang berganti tetap bisa hilang. - ed
Mengais tabah dalam gelisah. Membelai pasrah meraba desah.   Membentang sajadah, doaku fatihah tundukku berserah.        
ada yang mengejar karena berlari,  ada yang berlari karena dikejar.
Pagi yang memendarkan wajah bahagia Kerap kali, hati tak selalu menylaraskannya. Wajah tersenyum, hati tenggelam.
Dalam diam dengan do'a perasaan ini tetap terjaga. Ia kan tetap bertahan hingga rasa ini tetap mulia. Tanpa lisan namun dengan iman. Insyaallah, hatiku masih aman.
Kamu hilang tanpa kabar. Dan kamu tau, aku tak lagi merindumu. Sebab kamu hanya bilang sayang tanpa ingkar, Tapi hatiku sudah tak mampu untuk menunggu.
Jadilah seperti pelangi sebab mampu membiasakan warna. tetapi, janganlah seperti puisi. sebab, hanya membuatmu berimajinasi.

Nadir

Bolehkah kita mengulang masa masa indah itu Ku tak mengerti apa yang terjadi hingga berakhir Bagaimana kah kabarmu berhasilkah lupakanku Diriku yang bodoh ini masih mendamba hadirmu waktu kau sedih ku disini waktu kau senang kau dimana? sebelum dirimu pergi dan janjimu hilang arti lihatlah perjuanganku Namun jika memang harus berakhir sampai disini biar ku berharap dengan hati yang keras kepala Aku rindu kau yang dulu Dan obrolan kecil kita Kini bagai dua orang asing tidak saling tanya hu uuu huuu huuuu wooooo oo wooooo Sebelum dirimu pergi dan janjimu hilang arti Lihatlah perjuanganku Namun jika memang harus berakhir sampai disini Biar ku berharap dengan hati yang terpecah belah Biar ku berharap dengan hati yang keras kepala
Cinta itu bukan untuk dipelajari. Cinta yang sebenarnya adalah Yang tumbuh alamiah Yang saling menguatkan, bukan melemahkan. Yang saling menjaga, bukan melepaskan. Yang saling memberi, bukan meminta. Yang saling menuntun, bukan menuntut. Yang saling percaya, bukan curiga. Yang saling mengasihi, bukan hanya mengisahkan, apalagi memisahkan. Ya aku tau, cinta tidak setuju bila hanya serangkaian kalimatku barusan untuk mewakilinya. ia memiliki makna amat luas. Semesta merasa kalah. jadi, apakah dirimu sudah menemukannya? Mungkin cukup sulit untuk menemuinya, kita harus melewati beberapa kehilangan terlebih dulu. tak cukup sampai disitu. kita harus terbiasa dengan perpisahan dahulu. selanjutnya, biarlah sang pencipta. yang memberi jalan menuju pada 'pertemuan'.

Silent Reader

Teruntuk kamu aku tak mengerti engkau siapa mengapa kau membaca kalimatku padahal, kau tahu kau tidak akan mengerti maksud kalimatku dengan aku menuliskannya semoga tidak melukai pihak manapun apa yang ku maksud telah ku tulis, apa yang ku tulis belum tentu kau maksud :)
Kekasihku yg masih dirahasiakan tuhan, tetaplah berjuang untukku. akupun demikian, kita yg saling mendoakan, semoga tuhan secepatnya mempertemukan :)
Tak bisa berkata apa  Ingin lari tapi tak bisa Mati rasa yang kurasakan Kau di di depan mata Ku coba tuk terbiasa Hati kecilku tak terima Terdiam teman baikku Tak semestinya ku begitu Apa yang kau rasakan Disaat kita bertemu Sehancur apa kah kamu Atau justru tidak Salahnya aku tak terbiasa Tapi ku tersenyum Mimpi buruk yang kurasa Ini mimpi atau kah nyata
Gambar
Saling pandang dalam diam Jadi waktu paling menenangkan Menikmati indahnya kisah-kasih drama Di layar mata kita berdua
Aku penilai yang buruk. Bagaimana tidak? Setiap pesan yang masuk darimu, Dengan gegabah ku maknai Sebagai rindu yang berkecamuk.
Kau lah riuh,  didalam hening,  ditiga pagiku.
Dibalik sosok yang ditinggalkan, ada banyak pengertian yang belum sempat didatangkan, dan dibalik sosok yang meninggalkan, ada banyak alasan yang belum sempat disampaikan.
Saat pertama kali Menatap matamu yang teduh Saat itu juga Aku memohon kepada pencipta Ku ingin kau jadi penampung rindu ku yang utuh Berharap kau adalah Jawaban dari doa-doa Yang aku semogakan
Kau murah senyum Namun, bukan itu. Bukan.. Sebab aku lebih tertarik Pada duka yang kau sembunyikan.
Sejak saat itu Aku mulai jadi pecandu bukan, bukan narkoba Melainkan pecandu rindu Yang inginkan hadirmu Tuk temani hariku Agar rindu cepat berlalu Bagaimana? Egois bukan, maaf rindu memang begitu....
Setelah lama berpikir Apakah memang harus berakhir? Setelah lama mengalah Dan aku harus mengaku salah. Salah dalam memilih Salah dalam mencintai dan semoga tidak salah perihal mengakhiri.
Jika kita sadar, bahwa rasa kita kian pudar, maka kita akan berpikir, Mungkin jalan terbaik adalah akhir. Dan luka hanyalah ilalang, yang pada saatnya akan hilang oleh teriknya kisah baru. semoga kamu bahagia. iya kamu yang barusan baca. ilya <3
Maaf, aku sedang tak ingin berlari. Jadi, jika kau ingin pergi, Pergilah saja dan jangan menoleh ke belakang. Perihal kau tak ada di sampingku, Aku sudah terbiasa. Bukannya berawal seperti itu ? Sebelum kita saling mengenal.
Sebelum ku menulis, aku berhadapan dengan lembar kosong disitulah aku, berbincang tentang kekosongan-kekosongan yang belum sempat terisi kalimat-kalimat seperti kita yang saling kosong yang saling mengisi yang saling memberi yang saling meminta yang saling mendekatkan yang saling menjauhkan intinya, yang saling-saling itu ujungnya akan berpaling nih nanti kalo kalian misal dituntut untuk saling memberi kabar wesss setop, salah siji ae sing ngekek'i kabar. umak gak kesel a saling memberi kabar terus-terusan mulai bengi sampek pendak isuk. Isuk ngucapno selamat pagi sampek selamat malam, malam terlalu pagi, akhire ngucapno selamat pagi ae. terus wes sampek matahari terbit malam hari. jangan lupa, hubungan itu perlu diberi jarak. jangan terlalu dekat, jangan melekat. soalnya itu zinah bray, haha. guduk, maksudku jangan lupa diberi jarak, biar ada ruang spasi agar saling merindu. Jadi ? Rasa yang baik itu yang bagaimana?
Kau jangan berdoa untuk menghapus masa lalumu, sebab aku ada di sana. jika terkabul, aku tak tahu aku ada di mana?
Rindu ini seperti angin Berhembus di mata waktu Menyapa setiap dedaunan Tanpa ia tahu, di daun mana ia harus tinggal.
Malam ini rindu tak perlu dirayakan, sebab hadirkan kesedihan ia. Tak perlu juga ada dalam ingatan, sebab selalu ia ada
Gambar
Mengapa harus begini Apa tidak ada jalan lain? Mengapa harus dengan keputusan itu Apa tidak ada ketulusan lagi? Pantaskah untuk merayakan sebuah perpisahan? Maaf, aku tidak menyebut ini dengan perpisahan Melainkan hanya rintangan, yang berwujud jarak Biarlah, biar waktu yang memberi jawab atas pertanyaan-mu selama ini
Sudah berapa pandang yang kudapat? Masih belum bisakah ku menyampaikan padamu? Atau aku yang terlalu sibuk mencari pandang tersebut Sementara kamu, Hanya menunggu pandang dariku Yang sama sekalipun tak kau mengerti
Lagi-lagi kita begini Lagi-lagi kita begitu Lagi-lagi kita berbicara ini Lagi-lagi kita memaksakan itu
Percuma saja Aku yang berusaha Mereka yang menghentikan Kau malah memilih berdiam
Aku tak tahu Ke mana rindumu akan bermuara Yang ku tahu Sejak ku buang rasa Menjauh jejak pergi Rindu amat terasa Melukis sembilu
Selamat malam mantan Apakah kenangan kita masih ada dalam ingatan? Atau hilang bagai debu Oleh kenangan yang baru ketawa apa sedih ini nih? slepet gua woi!
Rindu harusnya mengerti Mengapa tak pernah berpikir Ia hadir di waktu tak tepat Ia harusnya paham bahwa, ini sudah malam Sudah saatnya Jiwa bercumbu dengan angan Raga lelap dalam pekat malam
Jauh rindu berjalan mengikuti jejakmu Bukan, bukan tuk bertemu dengan ragamu Melainkan hanya mampu membaca sajak terakhirmu Sudah, sudah letih ia duduk sendiri Dan engkau hadir dengan cahaya putih
Kau pernah memintaku beristirahat dan lekas tidur bukan? ada-ada saja kau ini. Mana bisa aku tidur terlelap? Bila rinduku selalu kau bangunkan Bangunkan terus terus menerus
Waktu kecil suka dipanggil nama ortu. Ternyata dia cuma bercanda Waktu gede suka dipanggil 'Sayang'. Ternyata dia cuma bercanda
Tidak berpisah tetapi merasa kehilangan
Hingga saat aku lenyap dalam lelap kau tak pernah benar-benar ada. Kita jarak yang dekat kita dua yang satu tapi tak pernah utuh Kau dengan duniamu aku dengan harapanku Dan akan selalu begitu entah, berharap konspirasi alam mengakhiri bahagia atas kasihku untuk mengindahkan kisahmu
Jika kau bahagia Dengan kepergian Maka, doakanlah aku Agar bahagia setelah kepergian-mu