Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018
Khayalanmu di mataku, namamu di mulutku. Ingatanmu di hatiku, lalu di mana lagi aku bisa menulis? —Jalaluddin Rumi
Setiap kali kita mengobrol, Aku selalu berpura-pura untuk tidak mengerti hanya agar kamu menjelaskan lebih luas, Hanya agar aku bisa memandang wajahmu lebih puas.
Aku rindu kau saat berpuisi, Ya, walau dirimu tak pandai merangkai kata. Setidaknya kaulah orang yang paling cerdas untuk menenangkan hatiku tatkala hati gundah gulana.
Jika Tuhan Maha Bosan, Maka terkutuklah aku yang selalu menyebut namamu dalam doa-doa setiap malam.

Sebelum Kamu Masuk Islam, Belajar Dulu Jadi Manusia

Demi Islam, kamu boleh menyakiti orang. Demi Islam, kamu boleh mencuri. Demi Islam, kamu boleh memukul - mukul orang. Kan, begitu? Demi Islam? Padahal, demi kemanusiaan saja seharusnya kamu tidak akan tega melakukan itu. —Emha Ainun Nadjib
Beserta semesta aku nikmati hari - hari penuh kerinduan. Tak peduli seberapa sibuk diriku, wajahmu selalu ada di pikiran. Padahal semesta sendiri yg berulah, Dia mempertemukan orang yg tak ingin dipertemukan. Pesanku untuk mu semesta, jangan bergurau soal hati....
Harus jatuh, Untuk mendapat hati utuh. Pada rasa yang rapuh, Terbentuk syair yang teduh.
Ketika kita berubah menjadi baik, Ada banyak orang "baik" yang menjadikan kita musuh. Lantas dengan begitu, apakah kita memilih terus berbuat baik ataukah kembali mundur menuju kita yang dulu? Semoga tidak ❤️
Sesungguhnya suara gemericik hujan, Juga sedang bertasbih kepada sang illah.
Jangan berbuat baik kecuali kamu menemukan kenikmatan dalam perbuatan baik itu. Kamu berbuat baik tapi mengeluh, salat tapi berat, puasa terus mengeluh, itu karena kamu tidak menemukan titik kenikmatannya. Jangankan berbuat baik, kesulitan hidup saja ada nikmatnya. ❤️
Aku ingin kau tinggal dan tunggal dalam dadaku. Tapi bagaimana mungkin, jika rahasia yang bukan hakku kupaksakan jadi milikku.
Patahkan saja sayapku,  jika langit tempatku mengangkasa,  menutupi cahaya yang membuatmu kegelapan  dan tak bahagia.
Betapapun rumitnya kemarin, kita sudah sampai di hari ini. Betapapun sulitnya hari ini, masih ada harapan di hari esok.
Sampaikanlah kabar dari langit dengan bahasa yang membumi. — Candra Malik
Jangan menunggu orang lain berbaik-baik denganmu. Sibukkanlah dirimu berbuat baik bagi orang lain, karena di situlah letak sebuah kemuliaan. — Emha Ainun Nadjib
Ada bayang yang tak pernah pergi, dan ada nama yang selalu mendiami. Kau, sosok insan yang paling kucintai. Disini ku mendoakan yang terbaik, Untukmu.... Bukan diriku.. Sebab, aku paham akibat jika sampai akulah orang yang akan menyandingmu. Alam semesta tak akan pernah memaafkan takdirku. Langit dan bumi.
Tuhan Maha Asyik setelah mempertemukan seseorang yang sudah lama tak jumpa denganku, ternyata ia juga masih saudara dalam lingkunganmu. MasyaAllah
Saya istiqomah , jangan-jangan saya yg malah keras kepala ? Saya berhusnudzon , jangan-jangan saya yg malah sembrono ? Saya bersu'udzon , jangan-jangan saya yg malah waspada ? Lalu yang baik yang bagaimana?
Sebab cinta memang rumit. Karena itu tuhan membuat senja, agar kita pulang dan saling merindukan.
Kau ada, aku terus memikirkan. Sedang kau hilang, pikiran terus mangadakan kau. Apakah ini yang dinamakan cinta sejati? Apalah artinya jika diriku tak pernah sepantas kata memiliki.
Hamparan sajadah ialah tempat terbaik menumpah munajat, dan sebaik-baik hikayat ialah ayat-ayat yang disaksikan para malaikat. #Red
Aku bagaikan ufuk barat yang selalu menantikamu menyajikan senja. Menunggu dengan taat, percaya bahwa hadirmu tak akan telat.
Ada apa dengan Indonesia sekarang ini? Berita viral begitu betebaran disebrang media. Akankah musibah ataukah hidayah? Sesuatu menunggu di keesokan hari, sebuah hikmah.
Sifat yang acap berhura-hura hanya akan membuat hatimu semakin kabur. Sedang untuk menemukannya adalah hanya dengan kembali bertafakur.
Jika rindu membuatmu penat, izinkan doaku datang mendekat. Lusa, akan aku bawakan cinta dengan peluk yang erat. Jaga kesetia'anmu rapat-rapat.
Dengan diam, makna akan tersampaikan.